![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioUNtFYGv6MRDsFlvpxexKexzr6uS-vRFRFDbgkrVmN6p-JkBaLfRPcxqsIo4_dYpcU2cbZTsWnqAL63f2vgAgcEgmSCVdhv2LhpDsgp04lrCMO-ENyItgPYlzwDLIYoZ8PalG14Lwy_g/s200/akhwat46.jpg)
1. Ya Fathimah, kepada wanita yg membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.
2. Ya Fathimah, kepada wanita yg berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikana dirinya dgn neraka tujuh
tabir pemisah.
tabir pemisah.
3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yg meminyaki rambut anak-anaknya lalu
menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala
baginya seperti pahala memberi makan seribu org yg kelaparan dan memberi
pakaian seribu orang yg telanjang.
menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala
baginya seperti pahala memberi makan seribu org yg kelaparan dan memberi
pakaian seribu orang yg telanjang.
4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg menahan kebutuhan tetangganya, melainkan
Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
5. Ya Fathimah, yg lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah
keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,
maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan
suami adalah kemurkaan Allah.
keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,
maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan
suami adalah kemurkaan Allah.
6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dgn pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat pertamanan indah yg merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dgn pahala seribu orang yg melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg melayani suami selama sehari semalam dgn rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yg serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dgn pandangan penuh kasih.
9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg membentangkan alas tidur untuk suami dgn rasa senang hati, melainkan para malaikat yg memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yg telah lalu dan yg akan datang.
10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yg dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa meraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dgn selamat.
Maha Besar Allah yang begitu memuliakan wanita, lalu bagaimanakah dengan Anda wahai kaum Hawa?
Sudahkah antum semua menjadi Fatimah bagi suami dan anak-anak kalian? Setidaknya, sudahkah kalian bermimpi dan berazzam untuk menjadi Fatimah-Fatimah selanjutnya??
Creator : Shautu Qalbun Nisa'
Wahai muslimah, ingatlah pesan Rasulullah di atas, dan semoga ukhti bisa meneladani perilaku fatimah putri Rasulullah, yang menjadi dambaan dan idaman bagi suaminya, sekaligus ibu dari anak-anaknya.
salam dari,
Hadi Setyono