1. Lathifah
(isteri As Syahid Hasan Al Banna)
Suatu hari, si ibu menziarahi kenalan yang sama-sama
menyintai dakwah ke jalan Allah. Sebelumnya bukan dia tidak biasa dengan
keluarga tersebut. Sering juga dia melawat keluarga berkenaan. Namun hari itu
dirasakan kelainan yang menusuk jiwa. Alunan merdu yang sedang membaca wahyu
Allah itu menyapa hatinya untuk mengetahui siapakah gerangan empuya suara.
Lantas ahli keluarga memberitahu ia kepunyaan sekuntum
bunga yang berada di taman Asy-Shuli. Namanya seindah dan selembut suaranya
iaitu Lathiifah. Dalam hatinya mula terdetik rasa kagum pada keluarga Asy Shuli
yang menghidupkan suasana keislaman di dalam rumahtangga mereka. Akhlak mereka
terpancar dari suluhan-suluhan wahyu Allah dan sunnah Nabi s.a.w.
Bukan sekadar itu, si ibu berkesempatan menunaikan
solat berjemaah dan beramah mesra dengan keluarga Asy Shuli. Akhirnya, si ibu
bertemu juga dengan pemilik suara yang mengalunkan al-Quran tadi. Indahnya
cahaya wajah Lathiifah memancarkan sinar keimanan yang sangat kuat…
menggambarkan dirinya seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dengan
setulusnya. Wajah yang mendamaikan itu tidak mudah dilupakan oleh si ibu. Si
ibu bertambah yakin dengan persekitaran yang baik keluarga Asy –Shuli dan
kesolehahan puteri mereka.
Si ibu tidak lama menyimpan rasa berkenannya dia pada
calon menantu untuk anak kesayangannya. Segera dia menyampaikan hasrat pada
suami tercinta dan sang putera yang soleh. Mereka bermusyawarah untuk sama-sama
mencapai reda Allah. Sang putera yang soleh sememangnya memiliki sikap mulia
dan hormat pada orang tuanya. Tidak susah untuk dia memberikan persetujuan.
Baik pada pandangan orang tuanya yang soleh itu, baiklah pula pada dirinya.
Tidak lama berselang masa sejak peristiwa ‘lantunan
alunan wahyu Allah’ itu, sang putera bersama ibunya kembali ke rumah penuh
barakah itu untuk melamar ‘si mawar solehah’. Saat itu, seluruh yang hadir
merasa gembira menerima sebuah lamaran dari jejaka soleh yang menafkahkan diri
di jalan dakwah.
Jejaka itu bukan sebarang jejaka. Jejaka itu berusaha
berdampingan dengan Rasulullah s.a.w dari segala aspek yang ada pada Khatamul Anbiya’
itu. Dia mencontohi Nabi Muhammad pada aqidahnya, akhlaknya dan syariatnya.
Maka terbentuklah seorang jejaka hebat yang punya kekuatan peribadi yang luar
biasa. Pada akhirnya, selepas ruhnya pulang ke pangkuan Ilahi barulah dia
dinobatkan sebagai mujaddid abad ke 19. Jejaka itu tidak lain tidak bukan adalah
al-Syahid Hassan al-Banna.
2. NAJLA
MAHMOUD (Isteri Prisedin MESIR DR.MURSI)
Setelah sang suami meraih kemenangan dalam pemilihan
umum presiden Mesir maka Najla Mahmoud dipastikan menjadi Ibu Negara dari
Negeri Piramida itu. Sosoknya pun kini perlahan menjadi perhatian dunia.
Istri dari Presiden baru Mesir ini dinilai merupakan
sosok wanita Islami yang kerap mengenakan pakaian sederhana dengan kerudung
yang menutupi kepalanya.
Karena itulah sosok Najla dinilai sangat jauh berbeda
bila dibandingkan dengan Suzanne Mubarak, yang lebih mengandalkan gaya busana
modern dengan setelan baju dan celana panjang. Sebagai seorang ibu negara
Suzanne kerap digambarkan memiliki gaya hidup glamor.
Namun, gaya berbusana Najla perlahan menuai kritikan
dari sejumlah pihak. Kritikan ini didasarkan pada pandangan bahwa Najla tidak
layak mewakili Mesir di luar negeri dengan gaya berbusananya itu.
Pekan lalu, foto Najla yang tengah mengenakan baju
sederhana dengan kerudung longgar menutupi bagian dada marak beredar di dunia
maya. Foto ini pun menimbulkan sejumlah kritikan terhadap Najla.
"Ia sama sekali tidak terlihat merepresentasikan
Mesir dengan pakaian yang dikenakannya. Tentunya akan sangat menyenangkan
memiliki seorang ibu negara yang sama sekali tidak memiliki ide-ide terkait
hak-hak progresif perempuan," tulis salah seorang warga Mesir, yang
dikutip Albawaba, Selasa, (26/6/2012).
Sebuah situs gaya hidup dan hiburan di Kairo, The
Scenario, bahkan terang-terangan menyerang gaya berbusana Najla. Bahkan situs
itu menampilkan postingan dengan judul "Apakah Anda mencoba merayu Saya
Nyonya Morsi?" lengkap dengan foto Najla berikut sebuah pertanyaan,
"Apakah perempuan ini yang Anda inginkan untuk mewakili Mesir?".
Najla yang lahir di Kairo pada 1962 ini ternyata masih
terikat hubungan darah dengan Morsi. Ia tidak lain adalah sepupu Morsi dari
pihak ibu. Pasangan ini menikah pada 1979 dan dikaruniai lima anak.
Nama Najla selama bertahun-tahun telah tercatat
sebagai anggota kelompok Ikhwanul Muslimin, dimana suaminya juga bergelut di
wadah politik yang sama.
Perempuan bersahaja ini juga diketahui juga pernah
mengecap bangku kuliah di University of Southern California.
Sejak suaminya dinobatkan sebagai Presiden Mesir, Najla
sempat menyatakan, ia menolak dipanggil dengan sebutan ibu negara. Najla pun
lebih memilih untuk dipanggil dengan sebutan 'Em Ahmed' atau ibu dari Ahmed
(merujuk pada nama putra pertamanya).
"Islam mengajarkan bahwa Presiden adalah pelayan
bagi rakyat Mesir. Ini berarti istri dari presiden juga adalah seorang pelayan
bagi rakyat. Setiap sebutan yang telah dipaksakan harus kita hilangkan dari
kamus politik dan sosial," tegas Najla.
Tidak hanya itu, Najla bahkan dikabarkan sempat
menolak untuk pindah ke kediaman resmi kepresidenan yang sebelumnya ditempat
oleh Husni Mubarak. Najla mengatakan, ia lebih memilih tinggal di sebuah
distrik dimana rakyat dengan mudah dapat menemuinya.
3. Emine
Erdogan (Isteri Perdana Menteri Erdogan)
Perdana Menteri Rajab Thayib Erdogan, atau dalam
bahasa Turki disapa sebagai Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan lahir di Istanbul pada tanggal 26 Februari
1954. Tapi, ia dibesarkan di tanah kelahiran ayahnya di Rize, daerah pesisir
Laut Hitam di Georgia. Pada usia 13 tahun, Erdogan kembali ke Istanbul. Ayah
Erdogan, selain sebagai penjaga pantai di Angkatan Laut, juga seorang politikus
muslim.
Pada tanggal 4 Juli 1978, Erdogan menikah dengan
seorang muslimah bernama Ermine Gulbaran. Sang isteri lahir pada tahun 1955 di
Siirt. Dari pernikahan ini, Erdogan menjadi seorang ayah dari empat anak: Ahmad
Burak, Najmuddin Bilal, Sumayyah, dan Isra.
Emine Erdogan, isteri Perdana Menteri Turki Recep
Tayyeb Erdogan ternyata pernah punya pengalaman tak mengenakkan karena
mengenakan jilbab. Ia dilarang masuk saat melakukan kunjungan ke rumah sakit
militer Turki (GATA) Gülhane pada tahun 2007, hanya karena Emine mengenakan
jilbab.
|
Saat Emine mengunjungi korban perang di Arakan |
Insiden itu diceritakan oleh Tayyeb Erdogan dalam
sebuah siaran langsung di stasiun televisi Turki, TRT 1. Ketika menjelaskan
soal hubungan sipil-militer di Turki, Erdogan menceritakan peristiwa tahun 2007
itu yang membuat dia dan isterinya terkesima.
Menurut Erdogan, ketika itu isterinya akan menjenguk
aktor Turki, Nejat Uygur yang sedang dirawat akibat stroke. Tapi pihak rumah
sakit melarang Emine masuk ke rumah sakit karena Emine mengenakan jilbab. Turki
memang memberlakukan larangan berjilbab bagi perempuan di sekolah-sekolah dan
di tempat-tempat publik.
Tapi, setelah mendengar insiden itu, Kepala Staf
Militer Jenderal Ylker Babbuo menyampaikan permohonan maaf. "Saya berharap
kejadian seperti ini tak terulang lagi," katanya ketika itu.
Sumber:http://zilzaal.blogspot.com/2012/12/3-isteri-tokoh-pemimpin-islam.html