• Muslimah Sholehah

    Jika wanita cantik itu ibarat bintang-bintang langit, wanita yang tahajud di sepertiga malam tentulah yang paling bersinar di gemerlapan

  • Tsukuba University

    in Tokyo.

  • Rumah Pelangi

    Kita berwarna dan dengan keimanan kita ingin mewarnai lingkaran sekitar

  • Temilnas FoSSEI 2012

    Temu Ilmiah Nasional FoSSEI di UIN Suska Riau Maret 2012. foto: di depan Aula kampus UIN Suska

  • Temilnas FoSSEI 2012

    Temu Ilmiah Nasional FoSSEI di UIN Suska Riau Maret 2012. foto: di Kerajaan Siak Riau

Antara Kekayaan, Kesuksesan &Cinta: Pilih Mana

Rabu, 24 November 2010 0 komentar

9 July 2010
Ilustrasi
Suatu ketika di siang hari, saat seorang wanita muslimah yang kembali pulang ke rumah, dia melihat 3 orang pria berjanggut. Mereka duduk-duduk di halaman depan  rumah. Sedangkan di wajah mereka tergambar rasa letih dan lapar.
“Permisi, aku tidak mengenal kalian, tapi aku yakin kalian semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, Alhamdulillah aku punya sesuatu sekedar untuk menganjal perut.” Sapa wanita itu kepada mereka.
“Apakah suamimu sudah pulang?” Salah satu pria berjanggut itu malah balik bertanya. “Belum, dia sedang keluar.” Jawab wanita itu.
“Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali.” Sahut pria itu lagi.
Senja pun tiba. Si suami  sudah tiba di rumah dan mereka sekeluarga berkumpul. Lalu, si isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya tertegun, lalu dia berkata pada istrinya.
“Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.”
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka semua untuk masuk ke dalam.
“Terima kasih, tapi maaf, kami semua tak biasa masuk bersama-sama”, kata pria itu hampir bersamaan.
”Lho, kenapa?” tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seorang pria itu berkata, “Nama dia Kekayaan,”katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan “sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Cinta.
Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu. Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar.
Suaminya pun merasa heran.
“Wah… menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kesuksesan masuk ke dalam. Aku ingin hidup dengan penuh kesuksesan. Dia bisa membantu keberhasilan panen gandum kita.” Kata suami.  Namun, Istrinya tak setuju dengan pilihan itu.
Ia bertanya, “sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kekayaan saja? Sebab sepertinya rumah kita perlu di isi dengan harta dan kemewahan.“ selasang isteri.
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Dia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah.
“Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta.”
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka.
“Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.” Seru sang suami kemudian.
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. “Siapa di antara kalian yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, anda menjadi tamu kami malam ini.
Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.
“Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?” Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan.
“Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar.”
Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan.
Cinta  Adalah Fitrah
Cerita ilustratif ini saya kembali sajikan di majlis ini, tidak lain karena kita sering salah kaprah memaknai tujuan hidup. Cerita tadi menampilkan di mana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus.
Sayangnya, kalangan muda saat ini sering salah memaknai cinta. Ia banyak ditafsirkan dengan asmara pria-wanita saja. Penggunakan kata “jatuh” (fall in) dalam cinta tidak dapat dipungkiri telah turut serta mencetak pola perilaku yang “jatuh”, “rendah” atau “hina”pula.  Kebohongan, kesombongan, dan keserakahan lalu menjadi hiasan. Bahkan, ada praktik “kumpul kebo” demi alasan cinta (na’udzu billah).
Karena cinta dimaknai jatuh, maka mereka yang sudah mencintai, seakan tak berdaya. Yang pandai berperilaku bodoh, yang kuat berperilaku lemah. Benarkah cinta itu demikian? Kita tentu harus menjawab, “TIDAK!”
Karena cinta, harusnya manusia itu malah bangkit. Yang lemah lalu menjadi kuat. Yang bodoh lalu menjadi pintar. Bukan malah sebaliknya. Jika kalian merasakan sebaliknya, maka berhati-hatilah. Karena itu bisa jadi adalah jeratan nafsu. Sebab, nafsu itu selalu menjerumuskan manusia pada kelemahan, kebodohan dan kehinaan.
Firman Allah dalam surat Yusuf : 53:
53. dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Ayat di atas, begitu tegas menyebut kalau nafsu selalu menjerumuskan manusia pada kejahatan. Kecuali nafsu yang dirahmati oleh Allah swt.  Di antaranya seperti nafsu makan dan minum, dsb.
Cinta yang diterjemahkan sebagai pemuasan nafsu semata justru mengingkari makna cinta itu sendiri. Karena cinta itu adalah rahmat Allah swt sebagai fitrah. Jadi, jika merasakan cinta, seketika harus kembali kepada fitrah. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan fitrah di sini? Coba perhatikan firman Allah swt QS. Arrum: 30 berikut ini.
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Fitrah Allah di sini maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah bersamaan dengan anugrah naluri beragama Yaitu agama tauhid. Dengan kata lain,  kalau ada manusia tidak beragama tauhid, atau bahkan berperilaku bagai orang tak beragama, maka hal itu di luar kewajaran. Karena itu, di samping dimaknai sebagai penciptaan, fitrah juga dimaknai dengan aturan Allah atau agama-Nya.
Maka, pastaslah Syekh al-Zarnuji memberikan tips sukses menutut ilmu, yaitu harus niat mencari ridha Allah swt agar manusia tidak keluar dari fitrah. Demi fitrah ini pula,  murid hendaknya mencintai ilmu, hormat kepada guru, keluarganya, sesama penuntut ilmu lainnya, sayang kepada kitab dan menjaganya dengan baik, bersungguh-sungguh dalam belajar dengan memanfaatkan waktu yang ada, ajeg dan ulet dalam menuntut ilmu serta mempunyai cita-cita tinggi dalam mengejar ilmu pengetahuan (Kitab Ta’lim Muta’allim, 25-26)
Bagaimana kita bisa merasakan cinta itu sebagai fitrah? Caranya, jalanilah cinta itu demi Allah swt. Artinya, bila kalian merasakan cinta maka syukuri cinta itu, rawatlah baik-baik, dan ungkapkanlah dalam niat, perilaku dan sikap sesuai dengan apa yang telah digariskan Allah. Jika mencinta sesuai karena Allah, maka yang akan membimbing kalian adalah Allah swt sendiri.
Sebagai contoh, jika kalian menintai orang tua kalian, maka hormati, berbakti dan berdoalah untuk orang kalian, Karena semua hal itu adalah ketentuan Allah. Jika kalian mencintai teman kalian, maka hormatilah yang besar dan sayangilah yang lebih kecil, karena itu juga ketentuan Allah. Jika kalian mencinta ilmu, maka pelajarilah ilmu itu dengan penuh kesabaran dan hindari kesombongan agar ilmu yang diperoleh manfaat. Jika kalian mencintai lawan jenis, maka tundukkanlah pandangan, janganlah berkhalwat dan  berperilaku mendekati zina sampai kalian tiba pada saatnya menjadi halal setelah akad nikah dilakukan. Demikian seterusnya.
Karena itu, mari kita jaga diri kita dengan cinta yang fitri itu, yaitu cinta demi Allah. Menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dengan penuh suka cita dan penuh harap, serta menjauhi apa yang dilarang-Nya dengan penuh kerelaan.
Cinta yang seperti inilah yang akan menuntun kalian pada kehidupan yang mulia, karena kesuksesan atau kekayaan akan menyertai. Namun, jika kalian hidup hanya niat demi mengejar kesuksesan dan kekayaan semata, maka kehidupan penuh cinta yang damai dan harmonis karena di bawah lindungan Allah tidak akan menyertai kalian. Banyak orang sukses, tetapi dia juga banyak musuh. Banyak orang kaya, tetapi mereka tak mampu menikmati kekayaannya.
Sekarang, kalian pilih yang mana?

10 Wasiat Rasulullah kepada Putri Kesayangannya Fatimah Azzahra

Senin, 22 November 2010 4 komentar

Pesan untuk para akhwat calon Bidadari Surga yang dimana para bidadari surga aslinya akan merasa iri terhadapnya, mari kita baca 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fatimah Azzahra seorang Radhiyatul Mardhiyyah. Dan mungkin ini juga merupakan 10 wasiat untuk calon-calon Fatimah yang lain (semoga kita termasuk di dalamnya, amin). Sepuluh wasiat ini akan menjadi mutiara termahal jika dilaksanakan oleh istri solehah., yaitu sebagai berikut :
1. Ya Fathimah, kepada wanita yg membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.
2. Ya Fathimah, kepada wanita yg berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikana dirinya dgn neraka tujuh
tabir pemisah.
3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yg meminyaki rambut anak-anaknya lalu
menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala
baginya seperti pahala memberi makan seribu org yg kelaparan dan memberi
pakaian seribu orang yg telanjang.
4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg menahan kebutuhan tetangganya, melainkan
Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
5. Ya Fathimah, yg lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah
keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu,
maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan
suami adalah kemurkaan Allah.
6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dgn pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat pertamanan indah yg merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dgn pahala seribu orang yg melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg melayani suami selama sehari semalam dgn rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yg serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dgn pandangan penuh kasih.
9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg membentangkan alas tidur untuk suami dgn rasa senang hati, melainkan para malaikat yg memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yg telah lalu dan yg akan datang.
10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yg meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan  Allah memberi minuman arak yg dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa meraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dgn selamat.

Maha Besar Allah yang begitu memuliakan wanita, lalu bagaimanakah dengan Anda wahai kaum Hawa?
Sudahkah antum semua menjadi Fatimah bagi suami dan anak-anak kalian? Setidaknya, sudahkah kalian bermimpi dan berazzam untuk menjadi Fatimah-Fatimah selanjutnya??
Creator : Shautu Qalbun Nisa'

Cinta

Minggu, 21 November 2010 0 komentar

Album : Cinta
Munsyid : The Fikr
http://liriknasyid.com


Mencintai dicintai fitrah manusia
Setiap insan di dunia akan merasakannya
Indah ceria kadang merana itulah rasa cinta

Berlindunglah pada Alloh dari cinta palsu
Melalaikan manusia hingga berpaling dari-Nya
Menipu daya dan melenakan sadarilah wahai kawan

Cinta adalah karunia-Nya bila dijaga dengan sempurna
Resah menimpa gundah menjelma jika cinta tak dipelihara

Cinta pada Alloh cinta yang hakiki
Cinta pada Alloh cinta yang sejati
Bersihkan diri gapailah cinta Cinta Ilahi

Berlindunglah pada Alloh dari cinta palsu
Melalaikan manusia hingga berpaling darinya
Menipu daya dan melenakan sadarilah wahai kawan

Utamakanlah cintapadanya terjagalah amalan kita
Binalah slalu cinta Ilahi hidup kita kan bahagia

Cinta pada Alloh cinta yang hakiki
Cinta pada Alloh cinta yang sejati
Bersihkan diri gapailah cinta Cinta Ilahi

Pengirim : Admin

------------------------------------------------------------------------------------------
Dapatkan lirik-lirik nasyid di http://www.liriknasyid.com
eXpresi PENYEGARAN diri
------------------------------------------------------------------------------------------
[submit 01/09/2004] . [ambil lirik] . [12661 klik]

Berkat kesabaran dan keteguhan hati

Minggu, 07 November 2010 2 komentar

Berkat kesabaran dan keteguhan hati

          Terdapat sepasang suami-istri yang usia pernikahannya baru 6 bulan, yang hidup di sebuah desa yang masih hijau, asri, dan belum terjamah tikus-tikus dunia. Sang suami berprofesi sebagai seorang kepala sekolah di sebuah sekolah di desa tersebut, begitupun sang istri, dia juga berprofesi seorang guru.
          Alkisah, sepasang suami-istri ini adalah teman satu kelas ketika mereka menyelami dunia perkuliahan di sebuah universitas di Bandung.
          Karena usia pernikahan yang masih muda dan gaji sang suami masih belum bisa memenuhi kebutuhan keluarga kecil ini, sehingga membuat mereka terpaksa hidup bergantung kepada orang tua sang suami.
“Pa, sebenarnya mama tidak enak kalau harus hidup bergantung di keluarga Papa..” ucap sang istri dengan suara lembut dan iba.
“Mama, papa berjanji suatu saat nanti akan membawa mama ke tempat yang layak dan hanya ada keluarga kecil kita. Papa, Mama, dan anak-anak kita” ucap sang suami menyapu lembut hati sang istri sambil memeluk sang istri.
          Lalu berjalanlah 8 bulan usia pernikahan mereka, dan sang istri pun dinyatakan positif hamil. Betapa bahagianya sepasang suami-istri ini ketika mendengar berita tersebut.
          Duduk di serambi rumah, menghadap ke tanah persawahan yang padinya menguning dan siap dipanen sang Istri menunggu kepulangan sang suami dari bekerja.
“Assalamualaikum..” muncul suara dari pintu gerbang.
“Waalaikmussalam... Papa..” ucap sang istri mendekati sang suami.
“Mama lagi apa duduk sendirian di sini?”
“Mama hanya membayangkan betapa nyamannya ketika kita punya rumah sendiri Pa”
Layaknya sepasang suami-istri yang lain, mereka ingin memiliki kediaman sendiri. Apalagi menanti kelahiran sang anak pertama, mereka ingin ketika anak pertama mereka membuka mata, maka yang dilihatnya adalah rumah yang akan mereka naungi dalam berbagai keadaan.
“Oiya Ma... sepertinya papa punya solusi” ucap sang suami dengan mata berbinar-binar.
“Solusi apa Pa.?”
“Di dekat sekolah papa ada rumah dinas yang kosong dan tidak berpenghuni, nanti akan papa coba ngomong ke pengurus sekolah, kali aja kita diizinkan untuk mendiaminya”
“Alhamdulillah, semoga barakah ya Pa.. meskipun sekedar rumah dinas tak apa, setidaknya itu sudah merupakan usaha kita” sang istri pun melempar senyum kepada sang suami yang membuat luluh hati sang suami dan memeluk istri tersayangnya.
          Lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah. Sang suami langsung masuk ke kamar sementara sang istri langsung menuju dapur untuk menyiapkan air hangat untuk sang suami.
©©©
          Hari berganti hari, akhirnya sang suami pun mendapat izin untuk mendiami rumah dinas di dekat sekolah yang ia pimpin tersebut. Dan sepasang suami-istri ini pun pindah ke rumah barunya, meskipun bukan rumah baru tapi bagi mereka, ini adalah rumah pertama di mana sang suami akan menjabat sebagai nahkoda rumah tangga dan sang istri sebagai pendamping yang senantiasa menjadi air yang menenangkan, dan siap menyirami kediamannya dengan kasih sayang.
          Setelah 8 bulan kehamilan, sepasang suami-istri ini sudah mulai menyiapkan perlengkapan untuk bayi mereka. Beberapa pasang baju bayi, ayunan, selimut bayi, dan masih banyak lagi.
“Ma, mama ingin mempunyai anak laki-laki apa perempuan?” tanya sang suami.
“Mama ingin punya anak perempuan Pa, lalu nanti kita didik sehingga ia menjadi anak yang sholehah dan bisa menjadi bidadari-bidadari penghuni surga yang akan membawa kita ke surga bersamanya. Papa..? ingin punya anak perempuan apa laki-laki?” tanya sang istri kepada suaminya.
“Papa juga ingin punya anak perempuan Ma, biar dia bisa memberi cahaya di keluarga kita”
Sambil menunggu kelahiran sang jabang bayi, sepasang suami-istri ini mencari-cari nama yang cocok untuk calon bayi mereka. Karena keduanya menginginkan anak perempuan, mereka pun hanya menyiapkan nama untuk perempuan (sebut saja saja “Wina Nurzannah” yang memiliki arti “Wina cahaya surga”), di setiap sholat mereka, mereka selalu meminta kepada sang Maha Kuasa untuk dikaruniai seorang anak perempuan.
Lalu sampailah kepada detik-detik menjelang kelahiran buah hati pertama mereka,
Dag dig dug... dag dig dug... dag dig dug...
Ditemani sang suami tercinta dan doa dari keluarga serta dari sahabat-sahabat mereka, akhirnya lahirlah seorang bayi yang berjenis kelamin laki-laki.
Tanpa mengurangi rasa syukur sepasang suami-istri ini, mereka menyambut kelahiran bayi laki-laki ini dengan kebahagiaan meskipun tidak sesuai dengan harapan mereka. Terlebih lagi mereka belum menyiapkan nama untuk bayi laki-laki, akhirnya mereka pun memilihkan nama untuk bayi laki-laki dadakan (sebut saja “Wildan Nuriman” yang memiliki arti “Wildan Cahaya Iman”).
Bayi laki-laki ini pun dididik dengan baik oleh sepasang suami-istri tersebut. Dan karena keinginan mereka memiliki anak perempuan belum terwujud, akhirnya mereka memutuskan untuk memiliki anak lagi.
Setelah Wildan putra pertama mereka berusia kira-kira 3 tahun, sang istri pun hamil lagi. Dengan keinginan yang sama, mereka menginginkan seorang anak perempuan, namun kali ini, mereka tidak hanya menyiapkan nama untuk bayi perempuan saja tapi juga untuk bayi laki-laki. Dan nama untuk beyi perempuannya tetap pada nama yang telah disiapkan 4 tahun sila, yaitu Wina Nurzannah dan untuk anak laki-lakinya (sebut saja Riz’ul Ardhi yang artinya Pemuda yang bagaikan pasak bumi <sebutan yang diberikan Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib yang bermakna bahwa Ali bagaikan pasak bumi> ).
Dan detik-detik kelahiran pun dirasakan kembali oleh sepasang suami-istri ini, laiknya 4 tahun silam. Dengan pengharapan mendapat seorang anak perempuan yang bisa menjadi cahaya dalam keluarga mereka.
Beberapa menit setelahnya, tangisan bayi memecahkan keheningan malam di rumah bidan dekat rumah sepasang suami-istri itu. Dan betapa terkejutnya mereka (sepasang suami-istri) itu ketika melihat bayi yang lahir adalah seorang bayi laki-laki lagi. Namun, seperti sebelumnya, mereka tetap bersabar dan menerima bahwa inilah pemberian Allah dan inilah yang terbaik. Dan bayi laki-laki ini diberi nama yang telah mereka siapkan sebelumnya, yakni Riz’ul Ardhi.
Beberapa hari setelah itu, datang seorang pria, sahabat sang suami ke kediaman mereka dan menceritakan bahwa istrinya baru melahirkan seorang anak perempuan dan belum dikasih nama karena mereka bingung memberi nama kepada anak perempuan mereka.
Lalu dengan berat hati dan ikhlas, sang suami pun memberikan nama yang telah mereka siapkan untuk anak perempuan mereka kepada pria sahabatnya itu. Meskipun tidak untuk anaknya sendiri, tapi sepasang suami-istri ini cukup bahagia karena nama yang mereka siapkan untuk anak idaman mereka telah digunakan oleh orang lain, dimana dia adalah sahabatnya sendiri.
©©©
23 tahun pernikahan mereka berlalu, kini usia Wildan adalah 22 tahun dan usia Ardhi 18 tahun. Meskipun sepasang suami-istri itu tidak dikaruniai anak perempuan, tapi mereka cukup bahagia dengan adanya anak-anak laki-laki mereka. Meski terkadang saat Ardhi masih kecil dia suka dipakaikan pakaian perempuan, hehe..
Dan kini pun mereka sudah beranjak dewasa, dan Wildan pun sudah mulai mengenal seorang gadis yang cantik dan baik budi pekertinya.
Setelah perkenalan mereka berjalan sekitar 6 bulan, akhirnya Wildan berani memperkenalkan gadis itu kepada orang tuanya. Dan betapa terkejutnya orang tua Wildan ketika gadis yang dikenalkan putranya itu adalah Wina Nurzannah putri sahabatnya yang dikasih nama untuk anak perempuannya itu.
Maha Besar Allah yang mendesain episode kehidupan ini. Setelah perkenalan Wildan dan Wina sekitar satu tahun, akhirnya Wildan memutuskan untuk menikahi Wina. Dan pernikahan merekapun diadakan pada tanggal 09 Oktober 2010.
Sungguh luar biasa rencana Allah ini, tidak ada yang mengira ataupun menebak. Memang Allah itu memberi keputusan bukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tapi untuk memenuhi hal-hal yang manusia butuhkan (baik yang dikehendaki manusia itu ataupun yang tidak dikehendaki).

creator : Shautu Qalbun Nisa'
motivator : Rizalul Iman

 
Muslimah Negarawan © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum