Berkat kesabaran dan keteguhan hati

Minggu, 07 November 2010

Berkat kesabaran dan keteguhan hati

          Terdapat sepasang suami-istri yang usia pernikahannya baru 6 bulan, yang hidup di sebuah desa yang masih hijau, asri, dan belum terjamah tikus-tikus dunia. Sang suami berprofesi sebagai seorang kepala sekolah di sebuah sekolah di desa tersebut, begitupun sang istri, dia juga berprofesi seorang guru.
          Alkisah, sepasang suami-istri ini adalah teman satu kelas ketika mereka menyelami dunia perkuliahan di sebuah universitas di Bandung.
          Karena usia pernikahan yang masih muda dan gaji sang suami masih belum bisa memenuhi kebutuhan keluarga kecil ini, sehingga membuat mereka terpaksa hidup bergantung kepada orang tua sang suami.
“Pa, sebenarnya mama tidak enak kalau harus hidup bergantung di keluarga Papa..” ucap sang istri dengan suara lembut dan iba.
“Mama, papa berjanji suatu saat nanti akan membawa mama ke tempat yang layak dan hanya ada keluarga kecil kita. Papa, Mama, dan anak-anak kita” ucap sang suami menyapu lembut hati sang istri sambil memeluk sang istri.
          Lalu berjalanlah 8 bulan usia pernikahan mereka, dan sang istri pun dinyatakan positif hamil. Betapa bahagianya sepasang suami-istri ini ketika mendengar berita tersebut.
          Duduk di serambi rumah, menghadap ke tanah persawahan yang padinya menguning dan siap dipanen sang Istri menunggu kepulangan sang suami dari bekerja.
“Assalamualaikum..” muncul suara dari pintu gerbang.
“Waalaikmussalam... Papa..” ucap sang istri mendekati sang suami.
“Mama lagi apa duduk sendirian di sini?”
“Mama hanya membayangkan betapa nyamannya ketika kita punya rumah sendiri Pa”
Layaknya sepasang suami-istri yang lain, mereka ingin memiliki kediaman sendiri. Apalagi menanti kelahiran sang anak pertama, mereka ingin ketika anak pertama mereka membuka mata, maka yang dilihatnya adalah rumah yang akan mereka naungi dalam berbagai keadaan.
“Oiya Ma... sepertinya papa punya solusi” ucap sang suami dengan mata berbinar-binar.
“Solusi apa Pa.?”
“Di dekat sekolah papa ada rumah dinas yang kosong dan tidak berpenghuni, nanti akan papa coba ngomong ke pengurus sekolah, kali aja kita diizinkan untuk mendiaminya”
“Alhamdulillah, semoga barakah ya Pa.. meskipun sekedar rumah dinas tak apa, setidaknya itu sudah merupakan usaha kita” sang istri pun melempar senyum kepada sang suami yang membuat luluh hati sang suami dan memeluk istri tersayangnya.
          Lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah. Sang suami langsung masuk ke kamar sementara sang istri langsung menuju dapur untuk menyiapkan air hangat untuk sang suami.
©©©
          Hari berganti hari, akhirnya sang suami pun mendapat izin untuk mendiami rumah dinas di dekat sekolah yang ia pimpin tersebut. Dan sepasang suami-istri ini pun pindah ke rumah barunya, meskipun bukan rumah baru tapi bagi mereka, ini adalah rumah pertama di mana sang suami akan menjabat sebagai nahkoda rumah tangga dan sang istri sebagai pendamping yang senantiasa menjadi air yang menenangkan, dan siap menyirami kediamannya dengan kasih sayang.
          Setelah 8 bulan kehamilan, sepasang suami-istri ini sudah mulai menyiapkan perlengkapan untuk bayi mereka. Beberapa pasang baju bayi, ayunan, selimut bayi, dan masih banyak lagi.
“Ma, mama ingin mempunyai anak laki-laki apa perempuan?” tanya sang suami.
“Mama ingin punya anak perempuan Pa, lalu nanti kita didik sehingga ia menjadi anak yang sholehah dan bisa menjadi bidadari-bidadari penghuni surga yang akan membawa kita ke surga bersamanya. Papa..? ingin punya anak perempuan apa laki-laki?” tanya sang istri kepada suaminya.
“Papa juga ingin punya anak perempuan Ma, biar dia bisa memberi cahaya di keluarga kita”
Sambil menunggu kelahiran sang jabang bayi, sepasang suami-istri ini mencari-cari nama yang cocok untuk calon bayi mereka. Karena keduanya menginginkan anak perempuan, mereka pun hanya menyiapkan nama untuk perempuan (sebut saja saja “Wina Nurzannah” yang memiliki arti “Wina cahaya surga”), di setiap sholat mereka, mereka selalu meminta kepada sang Maha Kuasa untuk dikaruniai seorang anak perempuan.
Lalu sampailah kepada detik-detik menjelang kelahiran buah hati pertama mereka,
Dag dig dug... dag dig dug... dag dig dug...
Ditemani sang suami tercinta dan doa dari keluarga serta dari sahabat-sahabat mereka, akhirnya lahirlah seorang bayi yang berjenis kelamin laki-laki.
Tanpa mengurangi rasa syukur sepasang suami-istri ini, mereka menyambut kelahiran bayi laki-laki ini dengan kebahagiaan meskipun tidak sesuai dengan harapan mereka. Terlebih lagi mereka belum menyiapkan nama untuk bayi laki-laki, akhirnya mereka pun memilihkan nama untuk bayi laki-laki dadakan (sebut saja “Wildan Nuriman” yang memiliki arti “Wildan Cahaya Iman”).
Bayi laki-laki ini pun dididik dengan baik oleh sepasang suami-istri tersebut. Dan karena keinginan mereka memiliki anak perempuan belum terwujud, akhirnya mereka memutuskan untuk memiliki anak lagi.
Setelah Wildan putra pertama mereka berusia kira-kira 3 tahun, sang istri pun hamil lagi. Dengan keinginan yang sama, mereka menginginkan seorang anak perempuan, namun kali ini, mereka tidak hanya menyiapkan nama untuk bayi perempuan saja tapi juga untuk bayi laki-laki. Dan nama untuk beyi perempuannya tetap pada nama yang telah disiapkan 4 tahun sila, yaitu Wina Nurzannah dan untuk anak laki-lakinya (sebut saja Riz’ul Ardhi yang artinya Pemuda yang bagaikan pasak bumi <sebutan yang diberikan Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib yang bermakna bahwa Ali bagaikan pasak bumi> ).
Dan detik-detik kelahiran pun dirasakan kembali oleh sepasang suami-istri ini, laiknya 4 tahun silam. Dengan pengharapan mendapat seorang anak perempuan yang bisa menjadi cahaya dalam keluarga mereka.
Beberapa menit setelahnya, tangisan bayi memecahkan keheningan malam di rumah bidan dekat rumah sepasang suami-istri itu. Dan betapa terkejutnya mereka (sepasang suami-istri) itu ketika melihat bayi yang lahir adalah seorang bayi laki-laki lagi. Namun, seperti sebelumnya, mereka tetap bersabar dan menerima bahwa inilah pemberian Allah dan inilah yang terbaik. Dan bayi laki-laki ini diberi nama yang telah mereka siapkan sebelumnya, yakni Riz’ul Ardhi.
Beberapa hari setelah itu, datang seorang pria, sahabat sang suami ke kediaman mereka dan menceritakan bahwa istrinya baru melahirkan seorang anak perempuan dan belum dikasih nama karena mereka bingung memberi nama kepada anak perempuan mereka.
Lalu dengan berat hati dan ikhlas, sang suami pun memberikan nama yang telah mereka siapkan untuk anak perempuan mereka kepada pria sahabatnya itu. Meskipun tidak untuk anaknya sendiri, tapi sepasang suami-istri ini cukup bahagia karena nama yang mereka siapkan untuk anak idaman mereka telah digunakan oleh orang lain, dimana dia adalah sahabatnya sendiri.
©©©
23 tahun pernikahan mereka berlalu, kini usia Wildan adalah 22 tahun dan usia Ardhi 18 tahun. Meskipun sepasang suami-istri itu tidak dikaruniai anak perempuan, tapi mereka cukup bahagia dengan adanya anak-anak laki-laki mereka. Meski terkadang saat Ardhi masih kecil dia suka dipakaikan pakaian perempuan, hehe..
Dan kini pun mereka sudah beranjak dewasa, dan Wildan pun sudah mulai mengenal seorang gadis yang cantik dan baik budi pekertinya.
Setelah perkenalan mereka berjalan sekitar 6 bulan, akhirnya Wildan berani memperkenalkan gadis itu kepada orang tuanya. Dan betapa terkejutnya orang tua Wildan ketika gadis yang dikenalkan putranya itu adalah Wina Nurzannah putri sahabatnya yang dikasih nama untuk anak perempuannya itu.
Maha Besar Allah yang mendesain episode kehidupan ini. Setelah perkenalan Wildan dan Wina sekitar satu tahun, akhirnya Wildan memutuskan untuk menikahi Wina. Dan pernikahan merekapun diadakan pada tanggal 09 Oktober 2010.
Sungguh luar biasa rencana Allah ini, tidak ada yang mengira ataupun menebak. Memang Allah itu memberi keputusan bukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tapi untuk memenuhi hal-hal yang manusia butuhkan (baik yang dikehendaki manusia itu ataupun yang tidak dikehendaki).

creator : Shautu Qalbun Nisa'
motivator : Rizalul Iman

2 komentar:

  1. Anonim mengatakan...:

    Subhanallah,,

    keren :D

  1. Risa Imroatus Sholihah mengatakan...:

    terima kasih :) cerita ini diambil dari kisah nyata pertemuan kedua orang tua sahabat saya... tentunya sesuai skenario Allah,Sungguh Allah adl sutradara kehidupan yang Luar Biasa. . ^^

Posting Komentar

 
Muslimah Negarawan © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum