Merajut Ukhuwah dalam Dakwah Bernuansa Ilmiah

Sabtu, 19 November 2011

Pagi itu, mata masih bengkak akibat begadang semaleman untuk menyelesaikan video keluarga kami yang akan ditampilkan saat study banding ke keluarga tetangga. Hhm..mungkin pembaca masih bertanya-tanya, keluarga kami? keluarga tetangga? Siapakah itu...
Yaps, sedikit bercerita. Aku tergabung dalam sebuah komunitas Luar Biasa di sebuah kampus di kota Bandung, sebut saja Universitas Pendidikan Indonesia. Komunitas yang aku ikuti yaitu komunitas para pejuang Ekonomi Islam (UKM Study Community of Islamic Economics “SCIEmics”), dan pada saat itu kita sedang merencanakan untuk study banding ke komunitas pejuang Ekonomi Islam di kampus Tazkia Bogor (kampus milik seorang penulis ternama Syafi’i Antonio “Siapa yang gak kenal cung..!!”). selain study banding kami juga ada rencana untuk upgrading pengurus di Kebun Raya Bogor.
Pagi itu dengan disibukkan berbagai aktivitas, menyelesaikan video, nyuci piring, beberes kosan, nyetrika, packing dan lain sebagainya...rencana berangkat dari kosan jam 06.00 akhirnya ngaret sampai jam 06.30 baru sampai UPI. Pagi itu sangat luar biasa bagiku, sangat terburu-buru dan deg-degan...sangat berbeda ketika aku telat masuk kuliah, “Ahh..gapapalah.. kuliah ini” hehehe.. aku berangkat terburu-buru, dan di tengah perjalanan aku mendapat sms dari Qanita (sahabatku) “Ukh, nitip beliin sarapan”, katanya. “Wah, sudah jam segini..” pikirku.. lalu sambil menelusuri jalan, aku pun terhenti di sebuah gerobak bubur ayam dan memesan 2 bungkus bubur ayam.
Dengan lari tunggang langgang, langkah sesereotan akhirnya aku pun sampai di masjid Alfurqon tempat kami kumpul sebelum keberangkatan. Di sana semuanya sudah kumpul kecuali satu orang, Qanita. Ada Aris (chairman SCIEmics), Haris, Helmy, Hilmi, Riki, Halim, Khairul, Ikhsan, Randi, Gaffar, Ika, Dewi, Sona, Aulia, Nyanya, dan Kumita. Kita ber-18 perjalanan ke Bogor dengan 2 mobil, mobil milik Helmy dan Riki. Rencana keberangkatan jam setengah 7 akhirnya kami berangkat sekitar jam 8 J. Mobil pertama diisi oleh “Para Pejabat SCIEmics” kami menyebutnya, ada Aris (chairman), Haris (Manager Bisnis), Sona (Manager HRD), Qanita (Manager SA), aku (Manager PR), Kumita, Randi, dengan driver Hilmi dan Riki bergantian. Mobil yang kita tumpangi yaitu Kijang. Lalu di mobil Helmy ada Helmy, Halim, Dewi, Ika, Aulia, Nyanya, Gaffar, Khairul dan Ikhsan. Mobil yang mereka tumpangi Daihatsu Terios.
Perjalanan seru, rame dan bikin gregetan. Dengan mobil berkapasitas 7 orang harus kita tumpangi 9 orang plus barang-barang kita. Asik dah, desek-desekan 2 orang di depan, akhwat berempat di tengah dan 3 ikhwan plus tas-tas gedhe di belakang.
Perjalanan dimulai,,,
Deg-degan nih pas mau mulai nulis perjalanannya, soalnya takut ada yang kelewatan dan dalam perjalanan kami gak ada yang boleh terlewatkan.. Hhm... >.<

Kami memulai perjalanan jam 8 dari UPI, sebelum berjalan jauh kami beli bensin dulu di Pom Bensin Setiabudhi. Ditemani tawa riang dan lagu-lagu Korea, lagu Maherzain, lagu Pop Indonesia bahkan dendangan lagu Sunda yang dinyanyikan Chairman kami Aris Rizal Gozali,dkk. Banyak bercerita, canda tawa dan kejadian luar biasa yang kami alami. Masuk tol ******, huhhh..perjalanan yang hebat ditemani udara sejuk sepanjang jalanan tol. Setelah keluar tol dan masuk daerah Cawang, macett hebat. Mobil rombongan Helmy sudah berjalan jauuuhh dan rombongan kami pun tertinggal dan terjepit di tengah kemacetan jalan Cawang. Saat grrrrrrr,, mobil dinyalakan ternyata tidak bisa “Waduh.....” pikirku dalam hati “macetttt”....sedangkan mobil-mobil di belakang kami sudah meneriaki “Woi Woooiii, cepet...”.. merinding banget saat itu, aku sudah membayangkan “Gimana kalau sopir-sopir mobil di belakang kami turun dan mengeroyok kami.. Tidakkk..” kepanikan dalam hatiku saat itu. Lalu sesegera mungkin para ikhwan yang duduk di belakang turun, yaitu Haris, Aris dan Randi. Mereka mendorong mobil kami dibantu sama bapak-bapak yang ada di sekitar. “Dugg... alamat bakalan lama nih..” ucapku pada teman-teman akhwat.
Baru kali itu tuh aku melihat para pejabat UKM ngedorong mobil, para ketua lagi. Si Haris selain menjadi manager Bisnis dia juga seorang Ketua Himpunan Prodi Manajemen (hahaha,, akhirnya para ketua dikerjain juga sama Allah, pekikku dan teman-teman akhwat, hehehe). Dan ternyata radiator mobil Riki kering, butuh dikasih minum. Setelah dikasih air langsung sembuh, Luar Biasa bukan?? Hikmahnya bisa kita lihat dari berbagai sudut, dari si mobil..ternyata air tidak hanya dibutuhkan oleh makhluk hidup saja, right?? Jadi kita gak boleh buang-buang air secara mubadzir.. Setelah dikasih minum, perjalanan kami lanjutkan.. kami sangat menikmati perjalanan Luar Biasa ini. Perjalanan penuh hikmah dan perubahan bagiku. Komunikasi antara aku dan pihak-pihak yang akan kami kunjungi pun terus bersambung tanpa putus, lalu di tengah jalan aku dapat telfon dari pihak IPB Bogor (salah satu kampus yang akan kami kunjungi). Dan mereka memberitahukan kabar yang Luar Biasa bagi kami, “Maaf Mba, pengurus kami sedang tidak siap menerima undangan, para pengurus sedang ke luar kota, jadi mungkin kita bisa bersilaturahim lain waktu”... “deggg” jantungku saat itu tiba-tiba berdetak cepat tanda reaksi pikiran yang berputar cepat pula “Bagaimana aku harus memberitahu anggota keluargaku SCIEmics yang lain? Mereka pasti akan kecewa..” pikirku saat itu, dan otakku mulai berputar balik untuk menyusun kata-kata yang tepat supaya mereka tidak menyalahkan IPB maupun menyalahkan aku, hhehe J, dengan diawali kata maaf dan aku mulai menjelaskan kejadian yang sebenarnya dan aku menyadari mungkin itu juga karena kelalaianku yang kurang komunikasi dengan pihak IPB. Tapi tak apa, inilah desain Allah “hiburku dalam hati”, bukannya Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya, yaa mungkin ini yang terbaik untuk kami. Dan alhamdulillah respon sahabat-sahabat SCIEmics juga tidak seburuk yang aku bayangkan. Hikmahnya, Allah telah menyembunyikan berbagai rahasia di balik takdir-Nya, aku yakin kejadian “batalnya kunjungan ke IPB” ini bukanlah sebuah kebetulan, tapi memang sudah diatur sama Allah. Allah kan Maha Tahu sedangkan kita Maha Sok Tahu biasanya, hehe. Jadi aku dan sahabat-sahabat pun merasa enjoy aja meskipun agenda kita yang satu itu harus dibatalkan.
Lalu kami mampir ke rest area, di sana udara cukup panas menyengat kulit, sangat jauh berbeda dengan udara di Bandung. Lalu di sana kami pun mulai berdiskusi “Jadi sekarang kita harus bagaimana? Kunjungan ke Tazkia ba’da dzuhur nih?”.. Hhm, lalu ada salah satu teman kami yang mengusulkan, “Yasudah gapapa, kita tetap ke IPB, itung-itung biar kita tau kampusnya bapak Jamil Azzaini dan kang Danang”... dan akhirnya kami pun jadi ke kampus IPB. Perjalanan yang Luar Biasa, udara panas menyengat, keringat bercucuran, kulit muka mengkilap dan lengket, perjalanan di jalan Dramaga (menuju IPB) macett..kaca mobil sudah terbuka seratus persen, lalu kami tengok mobil sebelah (Helmy dan rombongan, mereka tenang, tentram di dalam mobil dengan kaca tertutup).. Hehehe, J
Sesampai kami di kampus IPB, kami langsung melaksanakan sholat dzuhur di masjid dan dilanjutkan makan siang di kantin kampus IPB.. “Kebersamaan yang Luar Biasa” pikirku.. Kita makan bersama sebelum melanjutkan perjalanan ke kampus Tazkia. Sekitar jam 13 siang, kami pun berangkat menuju kampus Tazkia. Kali ini mobil disetir oleh Riki. Dan perjalanan kali ini sangat macet total (hho, lebay ya...) tapi memang saat itu benar-benar macet. Udara panas, pengap, macett.. sehingga emosi orang-orang pun juga ikut panas, pun mobil mereka yang sedang macet juga merasakan kepanasan sehingga banyak mobil mogok di tengah-tengah kemacetan yang membawa kepanasan ini. Sampai-sampai pintu belakang mobil Riki dibuka karena gak tahan panas kata para ikhwan. Hal yang sangat konyol bagiku, yaitu ketika Hilmi meminjam kipas milik Qanita, dan karena pintu belakang terbuka sehingga kipaspun tersenggol, jatuh dan terlindas di bawah ban mobil yang ada di belakang kami. Dengan muka polos dan tanpa dosa, si Hilmi pun meminta mobil di belakang kami untuk mundur supaya dia bisa mengambil kipas itu, rombongan kami pun ketawa melihat kejadian itu. Lalu, di tengah kemacetan itu juga, Qanita ingin ke kamar mandi “Waduhh..” pikir kami, dan untung di sebelah kanan jalan ada rumah makan, sehingga ia mampir ke rumah makan terlebih dahulu dan kami menunggu di dalam mobil. Lalu Hilmi dan Haris pun ikut turun mobil nyusul Qanita, lalu disertai Randi, sehingga yang ada di dalam mobil tinggal Riki, Aris, Sona, Kumita dan Aku.
Mobil pun maju 1 meter, 1 meter dan begitu seterusnya. Sehingga ke meter berikutnya tiba2 mobil mati dan tak bernafas sedikit pun “Hahh” pikir kami. Lalu dengan muka panik Riki bilang “Kang Aris, kunci mobilnya patah..”..”Tidakkkk...” pekik kami dalam hati, dan lagi-lagi kami harus diteriakin oleh mobil-mobil di belakang kami “Woi..Woi... Cepat cepat....”.. Aduhh, mana ikhwannya tinggal Aris dan Riki.. kalau Riki nyetir berarti Aris ngedorong mobil sendirian.. lalu mendengar teriakan orang-orang itu, akhirnya Hilmi, Haris dan Randi langsung lari pontang-panting ke arah kami dan membantu mendorong mobil ke pinggir jalan.
“Trus gimana ya?” kami pun bertanya satu sama lain.. grrrrr....tiba-tiba mobil bisa dinyalakan.. “Loh...” dengan muka kaget kami melihat ke arah lobang kunci.. “Alhamdulillah bisa kang..teh...” ucap Riki. Dan tak tau sudah kemanakah rombongan Helmy dkk. Lalu dengan pelan-pelan dan masih diliputi perasaan was-was kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan yang diestimasikan hanya sekitar 1 jam, kini ngaret menjadi 2 jam. Dan sampai di kampus Tazkia sekitar jam 15.00 (ngaret 1 jam dari planning awal). Sesampai di sana kami disambut dengan Luar Biasa oleh pihak Tazkia, kami diberi bunga mawar dan konsumsi oleh mereka, Luar Biasa bukan? Kami dengan muka mengkilat dan lengket disambut baik oleh orang-orang dengan jas rapih dan kelihatan bersih “Malu sih, tapi inilah uniknya kita.. hhehe”.
Acara di sana sangat Luar Biasa, dimulai dari sambutan-sambutan dilanjutkan dengan presentasi program kerja stiap departemen di KSEI masing-masing. Tanpa persiapan dan tanpa catatan kami para manager maju dan menyampaikan executive summary departemen kami. Alhamdulillah sambutan dan respon temen-temen Tazkia juga luar biasa. Di sana kami sempat bertemu dengan bapak Syafi’i Antonio tapi kami tak sempat berjabat tangan maupun ngobrol sama beliau, cukup melihat dari jarak jauh saja. Acara kami selesai pukul 7 malam, ngaret 2 jam dari rencana awal. Dan seberes itu pun kami langsung beranjak ke kediaman Ika untuk istirahat dan menginap. Sesampai di rumah Ika pun kami disambut baik oleh keluarganya, tempat sudah disediakan dan makan malam pun juga sudah tersedia. Sampai di rumah Ika kita langsung bebersih mandi, sholat dan sharing (antar akhwat), sedangkan para ikhwan nonton bola di ruang tengah.
Pagi harinya setelah sarapan pagi dan berpamitan dengan keluarga Ika, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Kebun Raya Bogor sebelum akhirnya kami pulang ke Bandung. Di kebun raya Bogor, kami melakukan banyak games. Mulai dari tebak gambar, kucing-kucingan, beteng-betengan dan lain sebagainya... Aku sangat merasa bahagia dan puas kala itu, aku bahagia karena itulah kali pertamanya aku bisa tertawa lepas bersama keluarga SCIEmics. Tidak ada sikap jaim alias JagaImage, yang ada kita satu keluarga dan sudah tidak ada yang ditutup-tutupi. Setelah games acara dilanjut dengan sholat, makan dan sharing. Kami banyak sharing tentang SCIEmics ke depannya, khususnya pada kepengurusan adik tingkat kami. Bukannya sebuah organisasi akan dibilang sukses jika kepengurusan setelahnya menjadi maju dan sukses. Di sana kami saling memberikan motivasi dan masukan-masukan. Saling berbagi, bercerita, canda tawa. Seberes makan, kami pun prepare untuk segera pulang karena jam telah menunjukkan pukul 17.03. Berjalan sepanjang kurang lebih 400m menuju tempat parkiran Botani Square.
Selesai dari sana, kami langsung melanjutkan perjalanan pulang. Dengan rombongan yang sama saat kami berangkat. Di sepanjang perjalanan, mungkin karena perasaan lelah sudah menyelimuti sehingga di mobil terasa hening dan akhirnya semuanya tertidur kecuali pak Sopir (Hilmi) dan Riki yang di depan menemani Hilmi. Perjalanan saat itu macet sekali. Pas bangun, tiba-tiba kami sudah di rest area yang dulu juga pernah disinggahi rombongan SCIEmics yang pergi Temu Ilmiah Nasional di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Cukup menghilangkan lelah, kami sholat maghrib dan istirahat sebentar di sana. Setelah seluruh rombongan kembali, kami melanjutkan perjalanan dan sekalian membeli bensin di pom rest area. Saat itu rombongan Helmy di depan, setelah mereka selesai mengisi bensin lalu giliran kami. Dan Srttt...ckckckkck, terdengar obrolan-obrolan di luar mobil, ketika ditengok ternyata tutup tangki mobil gak bisa dibuka “Lah....kok bisa??” pikirku saat itu. Lalu aku pun ikut turun dan melihat tutup tangki mobil memang sudah terbuka, tapi ada cantelan satunya yang masih nyangkut di lobang tangki. Dari mulai petugas pom satu per satu bergantian, lalu kami satu per satu juga bergantian, namun tangki tetap tidak bisa dibuka. Akhirnya kami pasrah dan mencoba mencari tempat yang terang untuk terus mencoba membuka tutup tangki. Di depan, di sebelah baligho besar ada sebuah mobil Daihatsu Terios yang sedang menunggu kedatangan kami. Lalu mobil diparkir di depan baligho, dan kami pun mulai mencoba membuka lagi. Sekitar 2 jam kami terus berusaha tanpa henti untuk membuka tutup tangki tersebut. “Luar Biasa desain Allah.”ucapku pada diri sendiri. Dari awal penuh hikmah, mulai dari radiator mobil kering, kunci patah dan sekarang tutup tangki gak bisa dibuka..Hhm..sungguh indah sebuah perjalanan ini, berbeda jika misalkan dari awal tidak ada masalah, maka perjalanan akan terasa hambar dan biasa-biasa saja. Di pukul 21.14 kami pun pasrah dan yakin untuk melanjutkan perjalanan dengan berharap semoga si mobil tidak kehabisan bensin di tengah jalan. Dan dengan izin Allah, akhirnya kita sampai di daerah Gerlong tepat pukul 22.10, rencana sampai rumah pukul 18.00 atau 19.00, ternyata ngaret 3 jam.
Itulah perjalanan kami saat itu, perjalanan luar biasa, penuh makna dan penuh suka cita. Dan sebuah ungkapan yang pernah aku dengar,
Sebuah ukhuwah akan terasa erat dan saling memiliki jika mereka pernah mengalami,
1.        Perjalanan selama minimal 1 hari bersama-sama
2.       Pernah menginap di satu tempat dengan tujuan yang sama
3.       Pernah makan bersama
Dari perjalanan bersama, kami bisa belajar memahami dan mengerti satu sama lain. “Ooh, ternyata si dia begini toh, ooh..ternyata dia lucu ya... ooh...ternyata dia jail ya...” dan tidak akan ada lagi sesuatu yang tersembunyi diantara persahabatan itu. Aku senang sekali saat itu, sekaligus merasa sangat sedih, kenapa? Karena tinggal satu bulan lagi kepengurusanku akan lengser, sedangkan baru kali ini aku merasa satu keluarga dengan mereka. Jika mau menyesal, “Kenapa program kerja study banding ini tidak aku adakan sejak beberapa bulan yang lalu? Kenapa baru bulan ini aku mengadakan study banding ini”.. perasaan berkecamuk di dalam hati, namun satu hal yang membuatku tenang dan yakin. “Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya, aku lengser bukan berarti aku tidak bisa bergabung lagi dengan mereka. Sekarang saatnya kamu mempersiapkan untuk berdiri tegak di kehidupan nyata, siapkan diri dan jadilah yang terbaik. Sungguh desain Allah amatlah Indah”. Merajut Ukhuwah dalam Dakwah Bernuansa Ilmiah. SCIEmicsUPI, Bisa..!!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Muslimah Negarawan © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum