Pagi
itu, mata masih bengkak akibat begadang semaleman untuk menyelesaikan video
keluarga kami yang akan ditampilkan saat study banding ke keluarga
tetangga. Hhm..mungkin pembaca masih bertanya-tanya, keluarga kami? keluarga
tetangga? Siapakah itu...
Yaps,
sedikit bercerita. Aku tergabung dalam sebuah komunitas Luar Biasa di sebuah
kampus di kota Bandung, sebut saja Universitas Pendidikan Indonesia. Komunitas
yang aku ikuti yaitu komunitas para pejuang Ekonomi Islam (UKM Study
Community of Islamic Economics “SCIEmics”), dan pada saat itu kita sedang
merencanakan untuk study banding ke komunitas pejuang Ekonomi Islam di kampus
Tazkia Bogor (kampus milik seorang penulis ternama Syafi’i Antonio “Siapa yang
gak kenal cung..!!”). selain study banding kami juga ada rencana untuk
upgrading pengurus di Kebun Raya Bogor.
Pagi itu
dengan disibukkan berbagai aktivitas, menyelesaikan video, nyuci piring,
beberes kosan, nyetrika, packing dan lain sebagainya...rencana berangkat dari
kosan jam 06.00 akhirnya ngaret sampai jam 06.30 baru sampai UPI. Pagi itu
sangat luar biasa bagiku, sangat terburu-buru dan deg-degan...sangat berbeda
ketika aku telat masuk kuliah, “Ahh..gapapalah.. kuliah ini” hehehe.. aku
berangkat terburu-buru, dan di tengah perjalanan aku mendapat sms dari Qanita
(sahabatku) “Ukh, nitip beliin sarapan”, katanya. “Wah, sudah jam segini..”
pikirku.. lalu sambil menelusuri jalan, aku pun terhenti di sebuah gerobak
bubur ayam dan memesan 2 bungkus bubur ayam.
Dengan
lari tunggang langgang, langkah sesereotan akhirnya aku pun sampai di masjid
Alfurqon tempat kami kumpul sebelum keberangkatan. Di sana semuanya sudah
kumpul kecuali satu orang, Qanita. Ada Aris (chairman SCIEmics), Haris, Helmy,
Hilmi, Riki, Halim, Khairul, Ikhsan, Randi, Gaffar, Ika, Dewi, Sona, Aulia,
Nyanya, dan Kumita. Kita ber-18 perjalanan ke Bogor dengan 2 mobil, mobil milik
Helmy dan Riki. Rencana keberangkatan jam setengah 7 akhirnya kami berangkat
sekitar jam 8 J. Mobil pertama diisi oleh “Para
Pejabat SCIEmics” kami menyebutnya, ada Aris (chairman), Haris (Manager
Bisnis), Sona (Manager HRD), Qanita (Manager SA), aku (Manager PR), Kumita,
Randi, dengan driver Hilmi dan Riki bergantian. Mobil yang kita tumpangi yaitu Kijang.
Lalu di mobil Helmy ada Helmy, Halim, Dewi, Ika, Aulia, Nyanya, Gaffar, Khairul
dan Ikhsan. Mobil yang mereka tumpangi Daihatsu Terios.
Perjalanan
seru, rame dan bikin gregetan. Dengan mobil berkapasitas 7 orang harus kita
tumpangi 9 orang plus barang-barang kita. Asik dah, desek-desekan 2
orang di depan, akhwat berempat di tengah dan 3 ikhwan plus tas-tas
gedhe di belakang.
Perjalanan
dimulai,,,
Deg-degan
nih pas mau mulai nulis perjalanannya, soalnya takut ada yang kelewatan dan
dalam perjalanan kami gak ada yang boleh terlewatkan.. Hhm... >.<
Kami
memulai perjalanan jam 8 dari UPI, sebelum berjalan jauh kami beli bensin dulu
di Pom Bensin Setiabudhi. Ditemani tawa riang dan lagu-lagu Korea, lagu
Maherzain, lagu Pop Indonesia bahkan dendangan lagu Sunda yang dinyanyikan
Chairman kami Aris Rizal Gozali,dkk. Banyak bercerita, canda tawa dan kejadian
luar biasa yang kami alami. Masuk tol ******, huhhh..perjalanan yang hebat
ditemani udara sejuk sepanjang jalanan tol. Setelah keluar tol dan masuk daerah
Cawang, macett hebat. Mobil rombongan Helmy sudah berjalan jauuuhh dan
rombongan kami pun tertinggal dan terjepit di tengah kemacetan jalan Cawang.
Saat grrrrrrr,, mobil dinyalakan ternyata tidak bisa “Waduh.....” pikirku dalam
hati “macetttt”....sedangkan mobil-mobil di belakang kami sudah meneriaki “Woi
Woooiii, cepet...”.. merinding banget saat itu, aku sudah membayangkan “Gimana
kalau sopir-sopir mobil di belakang kami turun dan mengeroyok kami.. Tidakkk..”
kepanikan dalam hatiku saat itu. Lalu sesegera mungkin para ikhwan yang duduk
di belakang turun, yaitu Haris, Aris dan Randi. Mereka mendorong mobil kami
dibantu sama bapak-bapak yang ada di sekitar. “Dugg... alamat bakalan lama
nih..” ucapku pada teman-teman akhwat.
Baru
kali itu tuh aku melihat para pejabat UKM ngedorong mobil, para ketua lagi. Si
Haris selain menjadi manager Bisnis dia juga seorang Ketua Himpunan Prodi
Manajemen (hahaha,, akhirnya para ketua dikerjain juga sama Allah, pekikku dan
teman-teman akhwat, hehehe). Dan ternyata radiator mobil Riki kering, butuh
dikasih minum. Setelah dikasih air langsung sembuh, Luar Biasa bukan??
Hikmahnya bisa kita lihat dari berbagai sudut, dari si mobil..ternyata air
tidak hanya dibutuhkan oleh makhluk hidup saja, right?? Jadi kita gak boleh
buang-buang air secara mubadzir.. Setelah dikasih minum, perjalanan kami
lanjutkan.. kami sangat menikmati perjalanan Luar Biasa ini. Perjalanan penuh
hikmah dan perubahan bagiku. Komunikasi antara aku dan pihak-pihak yang akan
kami kunjungi pun terus bersambung tanpa putus, lalu di tengah jalan aku dapat
telfon dari pihak IPB Bogor (salah satu kampus yang akan kami kunjungi). Dan
mereka memberitahukan kabar yang Luar Biasa bagi kami, “Maaf Mba, pengurus kami
sedang tidak siap menerima undangan, para pengurus sedang ke luar kota, jadi
mungkin kita bisa bersilaturahim lain waktu”... “deggg” jantungku saat
itu tiba-tiba berdetak cepat tanda reaksi pikiran yang berputar cepat pula
“Bagaimana aku harus memberitahu anggota keluargaku SCIEmics yang lain? Mereka
pasti akan kecewa..” pikirku saat itu, dan otakku mulai berputar balik untuk
menyusun kata-kata yang tepat supaya mereka tidak menyalahkan IPB maupun
menyalahkan aku, hhehe J, dengan diawali kata maaf
dan aku mulai menjelaskan kejadian yang sebenarnya dan aku menyadari mungkin
itu juga karena kelalaianku yang kurang komunikasi dengan pihak IPB. Tapi tak
apa, inilah desain Allah “hiburku dalam hati”, bukannya Allah Maha Mengetahui
yang terbaik untuk hamba-Nya, yaa mungkin ini yang terbaik untuk kami. Dan
alhamdulillah respon sahabat-sahabat SCIEmics juga tidak seburuk yang aku
bayangkan. Hikmahnya, Allah telah menyembunyikan berbagai rahasia di balik
takdir-Nya, aku yakin kejadian “batalnya kunjungan ke IPB” ini bukanlah sebuah
kebetulan, tapi memang sudah diatur sama Allah. Allah kan Maha Tahu sedangkan
kita Maha Sok Tahu biasanya, hehe. Jadi aku dan sahabat-sahabat pun merasa
enjoy aja meskipun agenda kita yang satu itu harus dibatalkan.
Lalu
kami mampir ke rest area, di sana udara cukup panas menyengat kulit, sangat
jauh berbeda dengan udara di Bandung. Lalu di sana kami pun mulai berdiskusi
“Jadi sekarang kita harus bagaimana? Kunjungan ke Tazkia ba’da dzuhur nih?”..
Hhm, lalu ada salah satu teman kami yang mengusulkan, “Yasudah gapapa, kita tetap
ke IPB, itung-itung biar kita tau kampusnya bapak Jamil Azzaini dan kang
Danang”... dan akhirnya kami pun jadi ke kampus IPB. Perjalanan yang Luar
Biasa, udara panas menyengat, keringat bercucuran, kulit muka mengkilap dan
lengket, perjalanan di jalan Dramaga (menuju IPB) macett..kaca mobil sudah
terbuka seratus persen, lalu kami tengok mobil sebelah (Helmy dan rombongan,
mereka tenang, tentram di dalam mobil dengan kaca tertutup).. Hehehe, J
Sesampai
kami di kampus IPB, kami langsung melaksanakan sholat dzuhur di masjid dan
dilanjutkan makan siang di kantin kampus IPB.. “Kebersamaan yang Luar Biasa”
pikirku.. Kita makan bersama sebelum melanjutkan perjalanan ke kampus Tazkia.
Sekitar jam 13 siang, kami pun berangkat menuju kampus Tazkia. Kali ini mobil
disetir oleh Riki. Dan perjalanan kali ini sangat macet total (hho, lebay
ya...) tapi memang saat itu benar-benar macet. Udara panas, pengap, macett..
sehingga emosi orang-orang pun juga ikut panas, pun mobil mereka yang sedang
macet juga merasakan kepanasan sehingga banyak mobil mogok di tengah-tengah
kemacetan yang membawa kepanasan ini. Sampai-sampai pintu belakang mobil Riki
dibuka karena gak tahan panas kata para ikhwan. Hal yang sangat konyol bagiku,
yaitu ketika Hilmi meminjam kipas milik Qanita, dan karena pintu belakang
terbuka sehingga kipaspun tersenggol, jatuh dan terlindas di bawah ban mobil
yang ada di belakang kami. Dengan muka polos dan tanpa dosa, si Hilmi pun
meminta mobil di belakang kami untuk mundur supaya dia bisa mengambil kipas
itu, rombongan kami pun ketawa melihat kejadian itu. Lalu, di tengah kemacetan
itu juga, Qanita ingin ke kamar mandi “Waduhh..” pikir kami, dan untung di
sebelah kanan jalan ada rumah makan, sehingga ia mampir ke rumah makan terlebih
dahulu dan kami menunggu di dalam mobil. Lalu Hilmi dan Haris pun ikut turun
mobil nyusul Qanita, lalu disertai Randi, sehingga yang ada di dalam mobil
tinggal Riki, Aris, Sona, Kumita dan Aku.
Mobil
pun maju 1 meter, 1 meter dan begitu seterusnya. Sehingga ke meter berikutnya
tiba2 mobil mati dan tak bernafas sedikit pun “Hahh” pikir kami. Lalu dengan
muka panik Riki bilang “Kang Aris, kunci mobilnya patah..”..”Tidakkkk...” pekik
kami dalam hati, dan lagi-lagi kami harus diteriakin oleh mobil-mobil di belakang
kami “Woi..Woi... Cepat cepat....”.. Aduhh, mana ikhwannya tinggal Aris dan
Riki.. kalau Riki nyetir berarti Aris ngedorong mobil sendirian.. lalu
mendengar teriakan orang-orang itu, akhirnya Hilmi, Haris dan Randi langsung
lari pontang-panting ke arah kami dan membantu mendorong mobil ke pinggir jalan.
“Trus gimana
ya?” kami pun bertanya satu sama lain.. grrrrr....tiba-tiba mobil bisa
dinyalakan.. “Loh...” dengan muka kaget kami melihat ke arah lobang kunci..
“Alhamdulillah bisa kang..teh...” ucap Riki. Dan tak tau sudah kemanakah
rombongan Helmy dkk. Lalu dengan pelan-pelan dan masih diliputi perasaan
was-was kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan yang diestimasikan hanya
sekitar 1 jam, kini ngaret menjadi 2 jam. Dan sampai di kampus Tazkia sekitar
jam 15.00 (ngaret 1 jam dari planning awal). Sesampai di sana kami disambut
dengan Luar Biasa oleh pihak Tazkia, kami diberi bunga mawar dan konsumsi oleh
mereka, Luar Biasa bukan? Kami dengan muka mengkilat dan lengket disambut baik
oleh orang-orang dengan jas rapih dan kelihatan bersih “Malu sih, tapi inilah
uniknya kita.. hhehe”.
Acara di
sana sangat Luar Biasa, dimulai dari sambutan-sambutan dilanjutkan dengan
presentasi program kerja stiap departemen di KSEI masing-masing. Tanpa
persiapan dan tanpa catatan kami para manager maju dan menyampaikan executive
summary departemen kami. Alhamdulillah sambutan dan respon temen-temen
Tazkia juga luar biasa. Di sana kami sempat bertemu dengan bapak Syafi’i
Antonio tapi kami tak sempat berjabat tangan maupun ngobrol sama beliau, cukup
melihat dari jarak jauh saja. Acara kami selesai pukul 7 malam, ngaret 2 jam
dari rencana awal. Dan seberes itu pun kami langsung beranjak ke kediaman Ika
untuk istirahat dan menginap. Sesampai di rumah Ika pun kami disambut baik oleh
keluarganya, tempat sudah disediakan dan makan malam pun juga sudah tersedia.
Sampai di rumah Ika kita langsung bebersih mandi, sholat dan sharing (antar
akhwat), sedangkan para ikhwan nonton bola di ruang tengah.
Pagi
harinya setelah sarapan pagi dan berpamitan dengan keluarga Ika, kami langsung
melanjutkan perjalanan ke Kebun Raya Bogor sebelum akhirnya kami pulang ke
Bandung. Di kebun raya Bogor, kami melakukan banyak games. Mulai dari tebak
gambar, kucing-kucingan, beteng-betengan dan lain sebagainya... Aku sangat
merasa bahagia dan puas kala itu, aku bahagia karena itulah kali pertamanya aku
bisa tertawa lepas bersama keluarga SCIEmics. Tidak ada sikap jaim alias
JagaImage, yang ada kita satu keluarga dan sudah tidak ada yang ditutup-tutupi.
Setelah games acara dilanjut dengan sholat, makan dan sharing. Kami banyak
sharing tentang SCIEmics ke depannya, khususnya pada kepengurusan adik tingkat kami.
Bukannya sebuah organisasi akan dibilang sukses jika kepengurusan setelahnya
menjadi maju dan sukses. Di sana kami saling memberikan motivasi dan
masukan-masukan. Saling berbagi, bercerita, canda tawa. Seberes makan, kami pun
prepare untuk segera pulang karena jam telah menunjukkan pukul 17.03. Berjalan
sepanjang kurang lebih 400m menuju tempat parkiran Botani Square.
Selesai dari
sana, kami langsung melanjutkan perjalanan pulang. Dengan rombongan yang sama
saat kami berangkat. Di sepanjang perjalanan, mungkin karena perasaan lelah
sudah menyelimuti sehingga di mobil terasa hening dan akhirnya semuanya
tertidur kecuali pak Sopir (Hilmi) dan Riki yang di depan menemani Hilmi. Perjalanan
saat itu macet sekali. Pas bangun, tiba-tiba kami sudah di rest area yang dulu
juga pernah disinggahi rombongan SCIEmics yang pergi Temu Ilmiah Nasional di
Banjarmasin Kalimantan Selatan. Cukup menghilangkan lelah, kami sholat maghrib
dan istirahat sebentar di sana. Setelah seluruh rombongan kembali, kami melanjutkan
perjalanan dan sekalian membeli bensin di pom rest area. Saat itu
rombongan Helmy di depan, setelah mereka selesai mengisi bensin lalu giliran
kami. Dan Srttt...ckckckkck, terdengar obrolan-obrolan di luar mobil, ketika
ditengok ternyata tutup tangki mobil gak bisa dibuka “Lah....kok bisa??”
pikirku saat itu. Lalu aku pun ikut turun dan melihat tutup tangki mobil memang
sudah terbuka, tapi ada cantelan satunya yang masih nyangkut di lobang tangki. Dari
mulai petugas pom satu per satu bergantian, lalu kami satu per satu juga
bergantian, namun tangki tetap tidak bisa dibuka. Akhirnya kami pasrah dan
mencoba mencari tempat yang terang untuk terus mencoba membuka tutup tangki. Di
depan, di sebelah baligho besar ada sebuah mobil Daihatsu Terios yang sedang
menunggu kedatangan kami. Lalu mobil diparkir di depan baligho, dan kami pun
mulai mencoba membuka lagi. Sekitar 2 jam kami terus berusaha tanpa henti untuk
membuka tutup tangki tersebut. “Luar Biasa desain Allah.”ucapku pada diri
sendiri. Dari awal penuh hikmah, mulai dari radiator mobil kering, kunci patah
dan sekarang tutup tangki gak bisa dibuka..Hhm..sungguh indah sebuah perjalanan
ini, berbeda jika misalkan dari awal tidak ada masalah, maka perjalanan akan
terasa hambar dan biasa-biasa saja. Di pukul 21.14 kami pun pasrah dan yakin
untuk melanjutkan perjalanan dengan berharap semoga si mobil tidak kehabisan
bensin di tengah jalan. Dan dengan izin Allah, akhirnya kita sampai di daerah
Gerlong tepat pukul 22.10, rencana sampai rumah pukul 18.00 atau 19.00,
ternyata ngaret 3 jam.
Itulah
perjalanan kami saat itu, perjalanan luar biasa, penuh makna dan penuh suka
cita. Dan sebuah ungkapan yang pernah aku dengar,
Sebuah
ukhuwah akan terasa erat dan saling memiliki jika mereka pernah mengalami,
1.
Perjalanan
selama minimal 1 hari bersama-sama
2. Pernah menginap di satu tempat dengan tujuan yang sama
3. Pernah makan bersama
Dari perjalanan
bersama, kami bisa belajar memahami dan mengerti satu sama lain. “Ooh, ternyata
si dia begini toh, ooh..ternyata dia lucu ya... ooh...ternyata dia jail ya...”
dan tidak akan ada lagi sesuatu yang tersembunyi diantara persahabatan itu. Aku
senang sekali saat itu, sekaligus merasa sangat sedih, kenapa? Karena tinggal
satu bulan lagi kepengurusanku akan lengser, sedangkan baru kali ini aku merasa
satu keluarga dengan mereka. Jika mau menyesal, “Kenapa program kerja study
banding ini tidak aku adakan sejak beberapa bulan yang lalu? Kenapa baru
bulan ini aku mengadakan study banding ini”.. perasaan berkecamuk di
dalam hati, namun satu hal yang membuatku tenang dan yakin. “Allah Maha Tahu
yang terbaik untuk hamba-Nya, aku lengser bukan berarti aku tidak bisa
bergabung lagi dengan mereka. Sekarang saatnya kamu mempersiapkan untuk berdiri
tegak di kehidupan nyata, siapkan diri dan jadilah yang terbaik. Sungguh desain
Allah amatlah Indah”. Merajut Ukhuwah dalam Dakwah Bernuansa Ilmiah.
SCIEmicsUPI, Bisa..!!
0 komentar:
Posting Komentar