Percayakah kalian semua bahwa amal
itu bisa dicairkan? Tidak hanya es batu atau hati loh yang
bisa mencair, amal
juga bisa mencair. Suerrr....
Allah dalam surat Al-Zalzalah ayat 7
sudah menyebutkan bahwa kebaikan hamba-Nya meski sekecil dzarrah pun
akan dibalas oleh-Nya, dan taukah kalian dzarrah itu sekecil apa? Atom
yang dibilang orang adalah sesuatu yang sangat kecil, maka dzarrah lebih
kecil daripada atom. Itulah janji-Nya. Hanya saja Ia menyembunyikan kapan waktunya,
bisa Ia balas semasa kita masih di dunia, ataupun ketika nanti kita sudah di
akhirat. Tiada perlindungan yang Maha Luas selain perlindungan-Nya. Dan amal
kita itulah yang akan menolong kita.
Ada sebuah kisah yaitu dari salah
satu sahabat penulis, sebut saja namanya Rizal dan Nisa (*bukan nama
sebenarnya*). Semasa masih single alias bujangan alias belum menikah, mereka
adalah orang yang sangat baik, selalu ikhlas dengan apa yang mereka kerjakan.
Rizal seorang guru ngaji di sebuah komplek, dia mengajari ngaji seorang anak dengan
tanpa pamrih dan imbalan, dia melakukannya dengan sukarela dan yakin bahwa apa
yang telah dia lakukan akan dibayar sama Allah, dan BAYARAN Allah itu jauh
lebih besar daripada bayaran yang bisa diberikan oleh manusia.
Nisa, adalah seorang akhwat luar biasa
lincah dengan selalu mengukir senyum indah di wajahnya. Tak pernah sedikit pun
aku lihat raut wajahnya merah padam atau sendu. Dia seorang pebisnis, akhwat
tangguh yang bisa membiayai sekolahnya dari hasil bisnisnya sendiri. Dia rela
telat masuk kuliah selama 2 tahun demi menabung untuk biaya sekolahnya.
Orangtuanya yang selalu mensupportnya, doa-doanya yang selalu meyakinkan
hatinya, tiada hal lain lagi yang ia butuhkan saat itu.
Sampai tiba saatnya, Nisa sudah
merasa dewasa, ia sudah memiliki penghasilan sendiri, ia sudah bisa
mengelola-mengatur emosi, ia yang sudah bisa berfikir tenang dan dewasa, pun
Rizal yang sudah memiliki mental dewasa, sudah memiliki penghasilan meski tak
seberapa. Mereka dipertemukan oleh MR ‘Murabbi’ masing-masing di suatu tempat
dengan tujuan pertemuan yang jelas, yaitu men”taaruf”kan keduanya.
Setelah berbincang-bincang sekian
lama, akhirnya muncullah sebuah keputusan bahwa “jawaban” atas “taaruf”an itu
akan disampaikan 3minggu setelahnya (bukan waktu yang sebenarnya).
3 minggu berlalu, muncullah sebuah
jawaban pada keduanya bahwa mereka siap untuk mempertemukan kedua pihak
keluarga dan melakukan khitbah atasnya. Pertemuan dua keluarga telah dilakukan,
tanggal pernikahan telah ditentukan, dan kini saatnya keduanya terus tawakkal
dan ikhtiar untuk persiapan pernikahan mereka.
Di dalam perjalanan menuju pelaminan
itu, banyak sekali halang rintang yang mereka hadapi, mulai dari pertentangan
kedua pihak orangtua yang berfikiran bahwa usia mereka masih sangat muda untuk
menikah, lalu biaya menikah dan lain sebagainya.
Dan tepat pada saat muncul berbagai
macam ujian itulah mereka memohon pada Allah untuk menunaikan janji-janji-Nya
yaitu “mencairkan amal”, mereka memohon kepada Allah untuk dimudahkan segala
urusannya dari yang terkecil hingga yang paling besar.
Lalu apakah yang terjadi? Saat Rizal
mengajar ngaji di tempat ia mengajar itu, ia ditanya oleh orang tua sang anak
yang dia ajarin mengaji, “Saya dengar Kamu mau menikah ya?” --- “Iya Bu”, jawab
Rizal. “Bagaimana sekarang persiapannya?” --- “Masih mencari tempat rias
pengantin yang murah Bu”... Lalu tanpa diduga ibu itu pun berkata, “Kebetulan
saya punya salon yang bisa merias pengantin, izinkan saya untuk membantumu,
anggap saja ini bayaran untuk jasamu mengajar anak saya”.. deggg,, rasanya
seperti disambar geledek.. “Maha Besar Allah”.
Lalu sang akhwat tidak sengaja
bertemu dengan salah satu orang penting di partai politik yang ada di Jawa
Barat, “Neng, katanya mau menikah ya?” --- “Muhun Pak” (‘muhun’ artinya ‘Iya’
dalam bahasa Sunda alus) --- “Ini Bapak ada tiket menginap di Hotel Tiara
(bukan nama yang sebenarnya), gunakan untuk bulan madu kalian” --- “Wahh,
subhanallah.. terima kasih Pak”.. Luar Biasa bukan...
Intinya adalah, Janganlah segera menjudge
Allah dengan berbagai prasangka buruk kita. Mungkin Allah tidak mengabulkan doa
kita pada saat ini karena memang saat ini kita belum membutuhkan cairan amal
itu, siapa tau suatu saat ketika perjuangan hidup kita berada di ujung tanduk,
maka Allah segera mencairkannya untuk menyelamatkan kita.
Contoh di atas adalah contoh kisah
yang dialami sahabat penulis, itu adalah kisah yang sebenarnya dengan sedikit
modifikasi namun tidak mengurangi esensi.
Pesan moralnya, lakukan perbuatan
baik sekecil apa yang bisa kamu lakukan, siapa tau perbuatan baik yang kecil
itu dinilai besar di mata Allah sehingga itu yang akan menyelamatkanmu dari
siksa api neraka, Sungguh Allah Maha Mengetahui dan kita tidak tau.
By : Nice Muslimah
0 komentar:
Posting Komentar